METRO, Manado- Cocopied, atau serat halus dari sabut kelapa menjelma menjadi komoditas ekspor unggulan baru asal Sulawesi Utara (Sulut).
Produk turunan kelapa yang dahulu dianggap limbah, kini berkat kejelian pelaku usaha di bidang agribisnis, menjelma menjadi komoditas yang bernilai. Tidak kurang dari 75 ton cocopead asal Sulut untuk pertama kalinya berangkat menuju negeri Gingseng, Korea Selatan (Korsel).
“Kami mengapresiasi hadirnya ragam komoditas ekspor baru ini dan siap mengawal dengan memberikan fasilitasi perkarantinaan untuk proses ekspornya,” kata Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan Saragih dalam keterangan tertulisnya yang diterima METRO, Sabtu (6/2).
Sebelum diberangkatkan melalui Pelabuhan Bitung, menurut Donni seluruh komoditas tersebut telah melewati serangkaian tindakan karantina tumbuhan. Hal ini sesuai dengan persyaratan negara tujuan. “Dan setelah dinyatakan sehat dan aman pihaknya menerbitkan sertifikat kesehatan tumbuhan atau phytosanitari certificate,” ungkapnya.
Informasi yang diperoleh METRO menyebutkan bahwa di negara tujuan komoditas ini akan dijadikan media tanam. Hal ini seiring dengan kegiatan menanam di rumah akibat pandemi yang makin digemari di Korea Selatan.
Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan) pada tahun 2020 tercatat ekspor cocopead asal Indonesia sebanyak 20 ribu ton, dengan tujuan negara Cina, Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.
“Angin segar bagi petani dan industri Kelapa di Sulut, semoga dengan produk yang terjamin dapat terus bertumbuh,” ujar Donni.
Untuk mendukung keberlanjutan dan standard mutu produk turunan kelapa ini, Donni selaku koordinator upaya peningkatan ekspor produk pertanian di wilayah Sulawesi Utara berencana untuk melakukan sinergi dengan berbagai instansi, antara lain Bank Indonesia Sulut, Pemda dan Pelaku Usaha Industri Kecil Menengah (IKM).
“Skema berupa penyediaan fasilitas olahan sabut sederhana dan kami dari Karantina Pertanian memberikan pendampingan teknis agar dapat diekspor,” tandas Donni.(71)