KORANMETRO.COM- Yayasan Berdaya Bareng dan Jasa Raharja meluncurkan program Pelatihan Merajut Harapan, di Kota Manado, Sulawesi Utara, pada Rabu (18/9/2024), di Hotel Grand Whiz, Manado.
Program pelatihan merajut harapan dirancang untuk memberdayakan masyarakat yang terdampak kecelakaan lalu lintas.
Program ini menyasar kelompok marginal termasuk pemuda, perempuan, dan penyandang disabilitas; korban atau keluarga lakalantas, dan rentan terhadap lakalantas, melalui pelatihan intensif yang fokus pada edukasi keselamatan lalu lintas, pemeriksaan kesehatan fisik dan mental, pengembangan kewirausahaan, literasi keuangan, digital, dan kepemimpinan untuk pemuda.
Founder Berdaya Bareng, Nicky Clara, menuturkan program merajut harapan merupakan suatu inisiasi untuk menyasar tiga kelompok besar yakni kelompok korban lakalantas; keluarga korban lakalantas; dan kelompok rentan terhadap lakalantas dan kelompok penyandang disabilitas.
“Mendorong bagaimana supaya ketiga kelompok ini bisa kembali berdaya khususnya di bidang pemberdayaan ekonomi. Program ini berasas gotong royong, sehingga pembentukan komunitas dari korban lakalantas; keluarga korban; dan kelompok rentan terhadap Lakalantas, tujuannya supaya berdaya bersama,” ungkapnya.
Menurut Nicky, Kota Manado merupakan salah satu daerah di Indonesia Timur dengan tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi, dan banyak korban lakalantas dan keluarga yang belum membentuk komunitas
“Banyak korban kecelakaan tidak hanya mengalami luka fisik, tetapi juga menghadapi tantangan ekonomi dan sosial yang serius.
“Program Merajut Harapan Bersama Jasa Raharja, hadir untuk mengatasi berbagai dampak yang dihadapi oleh kelompok rentan tersebut,” ucapnya.
Kurikulum program ini sepenuhnya dirancang oleh BerdayaBareng. Dalam pelatihan ini, 110 peserta akan memperoleh keterampilan penting di tiga bidang utama: pengembangan kewirausahaan, literasi digital, dan kepemimpinan.
Pada pelatihan juga diberikan sosialisasi
pemahaman keselamatan berkendara bertujuan untuk menanamkan kesadaran mendalam mengenai praktik keselamatan di jalan raya, sehingga para peserta dapat turut mengurangi risiko kecelakaan di lingkungan mereka.
Selain itu, mereka juga didorong untuk menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing, dengan menyebarluaskan pentingnya keselamatan berkendara.
Sementara itu, pelatihan kewirausahaan dan keuangan dirancang untuk memberikan bekal yang lebih mendalam kepada peserta dalam mengelola usaha, baik bagi mereka yang sudah memiliki
bisnis maupun yang baru ingin memulai.
Peserta akan diajarkan berbagai keterampilan praktis, termasuk manajemen keuangan, pemasaran digital, dan branding, agar dapat membangun usaha yang berkelanjutan.
Melalui pelatihan ini, diharapkan peserta tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga motivasi untuk mandiri dan memanfaatkan peluang ekonomi yang ada di sekitar mereka.
Serta pelatihan kepemimpinan yaitu membentuk jiwa leadership kepada para pemuda untuk menjadi agent of change pada lingkungan dan komunitasnya agar dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan.
Pelatihan ini akan berlangsung hybrid, dengan sesi offline diselenggarakan pada 18 sampai 20 September 2024 di Manado, dengan diikuti oleh pelatihan online yang berkelanjutan.
Sesi offline akan menjadi kesempatan bagi para peserta untuk berinteraksi langsung dengan para narasumber ahli, sementara pelatihan online akan memberikan materi tambahan serta sesi bimbingan berkelanjutan sesuai dengan kategori pendaftar. Dengan metode ini, peserta
mendapatkan fleksibilitas dalam belajar secara mendalam dan menerapkan keterampilan yang mereka peroleh secara langsung di kehidupan sehari-hari.
Selain itu, akan ada program akhir yang memberikan dukungan kepada pemuda untuk mengimplementasikan keterampilan yang mereka pelajari kepada lingkungan atau komunitasnya, sehingga mereka mampu membangun komunitas yang inklusif.
Kepala Urusan ESG PT Jasa Raharja, Khawarid Pasaribu, menuturkan bahwa program ini merupakan bagian
dari komitmen perusahaan dalam program tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam memberikan perlindungan yang berkelanjutan kepada masyarakat.
“Dengan terbentuknya komunitas semua akan lebih mudah karena dilakukan bersama-sama. Harapan kami melalui inisiatif pelatihan dapat membantu peserta bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kemandirian,” kata Khawarid.(ian)
Komentar