TAC: Konskuensi ‘Lompat Pagar’, GSVL Bakal Diterjang Opini Negatif

Direktur TAC, Taufik Tumbelaka

METRO, Manado- Manuver politik ‘lompat pagar’ yang dilakukan oleh Godbless Sofcar Vicky Lumentut (GSVL) yang adalah Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Utara (Sulut) telah membuat kehebohan politik, tak hanya di daerah ini tapi juga secara nasional.

Menurut pengamat politik Taufik Tumbelaka, hal ini wajar karena selama ini selain GSVL dianggap mempunyai hubungan baik dengan DPP PD, tapi juga perpindahannya ke Partai Nasdem terkesan sangat tiba-tiba dan tak ada tanda-tanda sebelumnya.

“Kesan tiba-tiba itu muncul sangat terasa di banyak kalangan disebabkan terjadi pada saat PD Sulut sudah melewati tahapan penempatan formasi para calon anggota legislatif dimana terlihat jelas “barisan” andalan Demokrat adalah pihak-pihak yang dianggap dekat dengan GSVL,” ucap Tumbelaka, Minggu (7/10/2018).

Kondisi ini juga, kata Direktur Tumbelaka Academy Center ini menjadi ruwet karena pada saat yang relatif sangat berdekatan beredar issue pemanggilan kepada GSVL guna dimintai keterangan oleh Kejaksaan Agung terkait suatu dugaan kasus.

Manuver pindah partai politik di kancah perpolitkka  Indonesia sebagai satu pilihan politik sebenarnya adalah hal yang dianggap sah-sah saja.

“Namun nampaknya untuk GSVL menjadi berbeda dikarenakan posisi politiknya di Sulut, dan momentumnya yang berbeda. Langkah politik GSVL dalam posisi ini menyebabkan terjadi  public hearing dan public opinion yang cenderung kuat ke arah negatif,” kata dia lagi.

Dalam politik jika terbentuk public opinion, terang Tumbelaka maka pihak yang terkena terjangan akan menghadapi kesulitan jika ingin membalikkannya.

“Akan butuh waktu dan strategi jitu serta tim yang cerdas membaca peta politik, ini tidak mudah bahkan bisa semakin rumit jika salah melangkah,” tandas dia.

Opini politik negatif yang menerjang GSVL, kata dia lagi, disebabkan oleh m lemahnya Tim GSVL dalam melakukan langkah proaktif dan antisipatif pada saat pilihan politik akan diambil.

“Dan ini dapat dirasakan dari kuatnya opini negatif yang terlanjur telah diyakini oleh sejumlah kalangan,” tukas alumnus Fisipol UGM itu.

Penulis: Yinthze Lynvia Gunde

Komentar