Status Gunung Karangetang Turun ke Level II Waspada

Nusa Utara, Sitaro485 views

METRO, Sitaro- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Api Karangetang Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dari level III siaga menjadi level II waspada.

Penurunan status tersebut terhitung mulai Selasa 9 Februari 2021, pukul 16.00 WITA. “Berdasarkan hasil analisa data visual dan instrumen serta mempertimbangkan potensi ancaman bahaya, maka status Gunung Karangetang diturunkan dari level III siaga menjadi level II waspada,” kata Didi Wahyudi, petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Karangetang, Selasa (9/2) kemarin.

Menurutnya, berdasarkan pemantauan visual terkini mengindikasikan tidak adanya guguran lava maupun awan panas yang signifikan. Saat ini, Didi bilang, material endapan lava maupun awan panas guguran masih berada pada lembah-lembah dengan jarak maksimum 2000 meter dari kawah utama.

“Untuk material erupsi yang mengalir lewat Kali Malebuhe, terdistribusi sepanjang lembah sampai ke laut,” jelasnya.

Meski telah mengalami penurunan aktivitas maupun status, gunung dengan ketinggian 1784 mdpl itu masih menyimpan potensi bahaya. Hal itu dikarenakan karakteristik erupsi Gunung Karangetang yang umumnya bersifat efusif dengan pertumbuhan kubah lava yang seringkali diikuti oleh kejadian awan panas guguran.

“Potensi ancaman bahaya saat ini berupa longsoran atau guguran dari hasil penumpukan material pada ujung jalur aliran lava di bagian barat, khususnya Kali Pangi, Kali Nanitu, Kali Sense, Kali Beha, Kali Kahetang dan Batuawang,” urai Didi.

“Termasuk ancaman lahar dingin pada musim hujan di sejumlah kali yang berhulu dari kawah utama dan kawah utara,” timpalnya.

Untuk itu, pihak PVMBG melalui Pos PGA Karangetang tetap menghimbau kepada masyarakat maupun wisatawan untuk tidak beraktivitas atau mendaki pada radius 1,5 km dari kawah aktif dan diperluas ke sektor barat sejauh 2,5 km serta sepanjang Kali Malebuhe.

“Perlu diwaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang sewaktu-waktu dapat terjadi karena adanya penumpukan material hasil erupsi tahun 2019 serta produk erupsi dari tahun-tahun sebelumnya, karena tumpukan material ini belum sepenuhnya stabil dan mudah runtuh,” kuncinya.

Untuk diketahui, peningkatan status Gunung Karangetang terakhir kali terjadi pada tahun 2018 silam, tepatnya tanggal 20 Desember. Di mana saat itu, terjadi peningkatan aktivitas yang diikuti erupsi efusif berupa lelehan lava dari kawah utara.

Selanjutnya pada pada Juli 2019, erupsi beralih ke kawah utama dan kembali ke kawah utara sekira pada November 2020. Selang Desember 2020 hingga 1 Februari 2021, aktivitas vulkanik relatif menurun berdasarkan data rekaman seismisitas.(86)

Komentar