PDBB Fokus Pembenahan Internal

METRO, Bitung- Jajaran direksi baru di Perusahaan Daerah Bangun Bitung (PDBB) punya tugas berat. Selain konsentrasi untuk mengembangkan usaha, mereka diperhadapkan dengan sejumlah masalah peninggalan direksi lama. Alhasil, pembenahan jadi agenda utama yang harus diprioritaskan.

“Iya, yang namanya pergantian kepemimpinan pasti seperti itu. Harus ada pembenahan dulu untuk menyesuaikan dengan program yang disiapkan,” ujar Direktur Utama PDBB Rizal Marcos Lumombo, Kamis (24/06) kemarin via ponsel.

Rizal menerima tugas sebagai direksi PDBB pada Rabu (23/06) lalu. Ia dipercayakan memimpin perusahaan itu bersama dua orang lainnya, yakni Grace Watung dan Yohan Mangempis. Grace didapuk sebagai Direktur Umum, sementara Yohan sebagai Direktur Teknik. Tiga figur muda ini menjadi pimpinan perusahaan setelah mengikuti seleksi yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Rizal pun membeber permasalahan yang dihadapi mereka. Salah satunya kata dia, keberadaan utang perusahaan senilai miliaran rupiah.

“Sebelum kami menjabat ada audit yang dilakukan Inspektorat Daerah. Hasilnya perusahaan ternyata punya utang Rp 3,9 miliar. Otomatis ini harus jadi perhatian kami. Kami harus bisa menyelesaikan persoalan itu,” katanya.

Penyelesaian utang wajib dilakukan demi sehatnya perusahaan. Direksi baru tidak mau hal itu menghambat pengembangan usaha yang sudah direncanakan. Terlebih sebagian dari utang itu ternyata gaji karyawan yang belum dibayarkan.

“Bagaimana perusahaan mau maju kalau karyawannya tidak digaji? Etos kerja mereka sudah pasti menurun. Nah, kalau ini tidak diperhatikan tentu akan berdampak pada business plan kami,” tuturnya.

Atos sapaan akrab Rizal, belum mau bicara pengembangan usaha. Pria berlatar belakang pendidikan doktoral ini ingin fokus pada penyelesaian masalah. Ia berprinsip urusan di luar akan lebih mudah diurus jika urusan di dalam sudah beres.

“Jadi untuk saat ini kita fokus di internal dulu. Sebab harus diingat juga, meskipun perusahaan orientasi kami tidak full mengejar profit. Kami punya tanggung jawab pelayanan kepada publik sehingga kesejahteraan karyawan jadi sangat penting. Kinerja karyawan akan baik kalau hak mereka terpenuhi,” tuturnya.

Di lain pihak, Yusuf Senduk selaku mantan Direktur Umum PDBB turut berbicara. Ia mengakui jika pihaknya meninggalkan utang bagi direksi yang sekarang menjabat. Utang itu sebesar Rp 1,5 miliar.

“Jadi kalau dibilang Rp 3,9 miliar itu keliru. Itu mungkin termasuk utang sebelum kami menjabat. Yang kami tinggalkan cuma Rp 1,5 miliar. Itu terdiri dari pajak yang belum dibayar, pembayaran asuransi untuk penumpang, tunggakan BPJS Ketenagakerjaan, dan gaji karyawan untuk Bulan Mei-Juni,” ungkapnya.(69)

Komentar