METRO, Manado- Kepala Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Asim Saputra mengungkapkan bahwa nilai tukar petani (NTP) di Sulut pada bulan Oktober 2021 turun 0,14 persen dan menjadi 109,28, dibandingkan dengan bulan September yang masih 109,43.
“Beberapa bulan terakhir kami mencatat NTP di Sulut mengalami penurunan. Meski begitu, nilainya masih di atas 100. Penyebab penurunan ini lebih karena naiknya biaya untuk konsumsi di rumah tangga. Sementara biaya produksi masih terjaga dengan baik,” ujar Asim.
Dijelaskannya, dari hasil pemantauan harga komoditi di perdesaan, dapat dijelaskan bahwa penurunan NTP sebesar 0,14 persen disumbangkan oleh penurunan di hampir seluruh subsektor yang ada, kecuali tanaman perkebunan rakyat. Penurunan tertinggi dialami oleh subsektor hortikultura hingga mencapai 1,89 persen dan penurunan terendah terjadi di subsektor peternakan 0,51 persen.
“Subsektor yang mengalami kenaikan hanya di perkebunan rakyat yang indeksnya naik 115,11 atau 0,55 persen. Sementara subsektor tanaman pangan, walaupun terjadi penurunan sebesar 0,53 persen indeksnya masih tercatat cukup tinggi yaitu 104,58,” terangnya.
“Sementara di subsektor perikanan terjadi penurunan sebesar 1,22 persen dengan indeks sebesar 106,62,” imbuhnya.
Asim juga mengungkapkan bahwa sebagian besar provinsi di Pulau Sulawesi menunjukan kenaikan NTP, penurunan hanya terjadi di Gorontalo 1,21 persen, dan Sulawesi Utara 0,14 persen. “Kenaikan tertinggi terjadi di Sulawesi Barat yang mencapai 2,47 persen, disusul Sulawesi Tenggara 1,09 persen, Sulawesi Tengah 1,02 persen, dan Sulawesi Selatan 0,88 persen,” tandas Asim.(71)
Komentar