TARGET Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey untuk melipatgandakan medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024 di Aceh dan Sumatera Utara harus menjadi PR bagi KONI Sulut sebagai induk organisasi olahraga di Bumi Nyiur Melambai.
Target delapan emas atau dua kali lebih banyak dari hasil capaian di PON XX Papua tentunya harus dicermati oleh jajaran KONI Sulut lebih khusus Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres), yang menjadi ujung tombak dalam upaya pencapaian hasil di pesta olahraga paling bergengsi di Bumi Nusantara.
Jika di Papua hanya dua cabang olahraga yakni Muaythai dan Tinju yang berhasil menyumbangkan medali emas, tentunya di Sumut dan Aceh perlu mengoptimalkan cabor potensi medali. Kembalinya cabor bridge dan dipertandingkannya cabor Gateball, Soft Tennis plus cabor pendatang baru Kick Boxing dan Kurash tentunya memberikan harapan untuk memenuhi target yang dibebankan Gubernur Olly.
Namun, mengacu dari hasil yang dicapai saat tampil di PON XX Papua, KONI Sulut perlu melakukan evaluasi terhadap cabor yang memiliki potensi untuk meraih prestasi di PON XXI. Bidang Binpres harus kerja ekstra ketat guna memantau peluang cabor yang akan melewati seleksi di babak kualifikasi PON.
Artinya, sebelum pelaksanaan babak kualifikasi atau Pra PON, Binpres KONI Sulut sudah harus memberikan target jika ingin berlaga di PON. Untuk cabor yang lolos PON hanya bersifat kuota, sebaiknya tidak perlu di berangkatkan. Sebab, PON bukan iven untuk mencari pengalaman bertanding.
Pengalaman di setiap pelaksanaan PON dimana cabor berangkat dengan status kuota seharusnya menjadi dasar bagi KONI Sulut ketika memberangkatkan kontingen ke PON. Sebab, atlet yang bertanding dengan status kuota selama ini tidak pernah meraih prestasi.
Karena itu, jika memang KONI Sulut serius untuk mewujudkan target dari Gubernur Olly Dondokambey, langkah konkrit yang perlu segera dilakukan adalah melakukan pemusatan latihan terbatas dengan melibatkan atlet dan cabor yang memiliki peluang meraih medali di PON.
KONI Sulut melalui Binpres harus tegas dalam menyikapi pola pembinaan jangka panjang karena akan mendapatkan tantangan dari cabor yang tidak terjaring dalam program pelatda jangka panjang. Bukanya mengecilkan cabor beregu, tapi jika dana pembinaan terbatas, tentu lebih mudah mengoptimalkan cabor perorangan.
Nah untuk cabor beregu, bisa dioptimalkan lewat program latihan kontinyu jika persiapan pertandingan sudah dekat. KONI perlu memotivasi cabor untuk mencari ‘Bapak Angkat’ sehingga semangat dalam latihan dan kesempatan bertanding lebih banyak.
Jika persiapan dilakukan sejak awal tahun ini, peluang Sulut untuk meraih hasil lebih baik di PON XXI Tahun 2024 sangat terbuka. Apalagi, sejumlah cabor andalan Sulut sudah bisa dipertandingkan di PON Aceh dan Sumatera Utara.(dni)
Komentar