METRO, Bitung- Maurits Mantiri memperoleh pengetahuan baru dari kunjungan kerja ke Kota Mojokerto, Jawa Timur. Di daerah itu Walikota Bitung ini mendapat pelajaran berharga perihal persampahan dan budidaya maggot.
Kunjungan kerja ke Mojokerto berlangsung Rabu (06/04) kemarin. Dalam kesempatan itu Maurits didampingi sejumlah pejabat, yakni Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Merianti Dumbela, serta Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Ruddy Theno.
Di daerah tersebut Maurits mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Karangdiyeng. Ia dan rombongan disambut oleh Santoso selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Mojokerto, serta anggota DPRD Mojokerto Achmad Anwar.
Maurits dapat penjelasan dari Santoso dan Achmad yang memang memahami pengolahan sampah di Mojokerto, khususnya yang berhubungan dengan budidaya maggot. Maggot adalah penyebutan lain untuk belatung golongan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF).
Di TPA Karangdiyeng ada kegiatan budidaya maggot yang berbasis pengolahan sampah. Di tempat itu sampah dipakai untuk memancing maggot dan selanjutnya digunakan pada kegiatan budidaya.
“Jadi maggot ini mereka konversi menjadi pakan ternak untuk unggas ataupun pupuk untuk tanaman. Selain mendatangkan manfaat ekonomi ternyata budidaya maggot ini juga berdampak pada produksi sampah,” terangnya via pesan di layanan WhatsApp Messenger.
Maurits menyebut tumpukan sampah di TPA Karangdiyeng tidak sebanyak daerah lain. Penyebabnya karena petani dan peternak unggas di Mojokerto memanfaatkan sampah tersebut untuk budidaya maggot.
“Jadi pengolahan sampah di sini (Mojekerto,red), khususnya sampah organik, tidak ada kendala. Petani rutin memanfaafkan untuk budidaya maggot karena mereka dapat untung dari situ. Malah situasi ini berimbas ke produksi sampah dan cara hidup masyarakat setempat. Mereka kini menganggap sampah sebagai barang berharga karena bisa diolah,” tuturnya.
Merianti Dumbela selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bitung ikut berbicara. Ia menyatakan akan mencoba menerapkan hal tersebut di daerah ini. Ia mengaku sudah mendapat instruksi menyangkut hal dimaksud.
“Pak Walikota minta kita coba menerapkan itu di TPA Aertembaga. Dan memang dari penjelasan yang didengar caranya cukup mudah. Maggot ini bisa hidup di iklim tropis maupun sub tropis seperti halnya di Bitung,” katanya.
Menyangkut rencana penerapan, Merianti menyebut setelah ini akan mengirim sejumlah orang ke Mojokerto guna belajar lebih lanjut tentang kegiatan di atas. Mereka akan dilatih agar menguasai dengan benar pengolahan sampah berbasis budidaya maggot.
“Kalau kunjungan sekarang kan terbatas, kita hanya berdiskusi saja dan melihat langsung. Makanya perlu dikirim pihak yang terkait agar mereka belajar lebih detail supaya bisa dilaksanakan di Bitung,” tukasnya.(69)
Komentar