Daud Ubah Lahan Tidur Jadi Ladang Terong

METRO, Amurang- Adam Daud (AD) Panen Terong dua bulan sekali di tanah berukuran 17×90 milik bapak Nico Marentek.

Awalnya AD alias Adam melihat tanah atau lahan yang berumput tak terurus, dirinya mencoba-coba menawarkan diri untuk membersihkan lahan tersebut dan minta izin kepada pemilik lahan, kiranya diperbolehkan untuk menggarap lahan tidur ini ditanam tanaman berjangka.

Setelah diperbolehkan oleh pemilik, langsung saja Adam mengarap lahan tersebut ditanami bibit terong, yang dipesannya dari salah satu media online dan dipilihnya bibit produk Artaboga.

Menurut Adam bibit terong dari produk Artaboga dianggapnya sangat bagus dan cocok sesuai tanah yang akan ditanaminya.

“Banyak produk pilihan disesuaikan tanah diantaranya Afa mustang, Pana merah dan bintang asia. Saya pilih produk dari Artaboga, karena harga terjangkau plus ongkos kirim (Ongkir) per sachet isi 10 grm sebesar Rp 202 ribu,” ujar Adam warga pendatang dari Gorontalo ini.

Menurutnya lagi, satu Sachet bibit terong tersebut jika ditanam semua bisa bertumbuh sampai 700 pohon, asalkan diperhatikan kebersihan tanah dan pemberian pupuk cair pada tanaman tersebut.

“Dari masa tanam hingga dua bulan kedepan sudah bisa dipanen, dalam satu tahun bisa panen 5 sampai 6 kali. Satu kali panen menghasilkan 8 ikat sampai 10 ikat. Dalam satu ikat ada 20 biji terong. Agar supaya hasil ini bagus seperti yang diharapkan tentunya diperhatikan kebersihan tanah di sekitaran pohon terong dan diberi pupuk, saya pakai pupuk cair,” jelas Adam.

Adam mengakui cukup lumayan hasil setiap panen yang dia terima, walapun tidak sekaligus besar terima uang panennya.

“Saya melakukan sekali panen bisa dapat 8 ikat, satu ikat ada 20 biji terong saya jual ke para tengkulak pasar 54 Amurang seharga Rp 25 ribu, per ikat, sehingga hasilnya Rp 200 ribu sekali panen, ya..lumayan sekali panen hasilnya lebih dari cukup tambah-tambah untuk kebutuhan rumah tangga,” ungkap Adam yang memiliki seorang istri dan 4 orang anak ini.

Adam mensyukuri hasil yang diterimanya, karena bercocok tanam ini merupakan pekerjaan sampingan.

“Semua bisa lakukan ini asalkan ada kemauan, kerja keras dan berdoa dan ada modal, itu saja langkah saya, syukur saya bole mendapat tambahan uang dari kerja sampingan ini,” tutup Adam perantau dari Gorontalo di Kabupaten Minsel ini.

Lahan tidur yang dikelolanya hanya di pinggir jalan Trans Sulawesi tepatnya di Kelurahan Pondang, depan kantor Kejaksaan Negeri Amurang.(vtr/kg)

Komentar