METRO, Manado- Jelang pergelaran pemilihan umum (Pemilu) 2024, konten-konten berisi informasi bohong (hoaks) makin sering dijumpai di internet.
Masyarakat dituntut paham literasi digital sehingga konten hoaks tidak gampang tersebar dan menimbulkan kegaduhan.
Hal ini terungkap dalam seminar hasil kolaborasi WhatsApp Indonesia dan ICT Watch, yang mengangkat tema Lawan Misinformasi Untuk Pemilu Sehat. Seminar dan workshop ini digelar di Aula Serba Guna Kantor Walikota Manado, pada Kamis (10/8) siang.
Manajer Kebijakan Publik WhatsApp (WA) Indonesia Esther Samboh, mengatakan, kegiatan seminar dan workshop merupakan bentuk kepedulian WA agar pesan terkait literasi digital, dan misinformasi di masa Pemilu, tersampaikan dengan baik ke masyarakat.
“Kami tidak hanya ingin menjadi penyedia platform saja, tapi bagaimana kami bisa menjangkau publik sebagai bagian dari akuntabilitas kami kepada masyarakat,” ujar Esther.
Menurutnya, literasi digital sangat penting agar masyarakat bisa menjaga diri dari informasi di platform digital. “Sehingga kita bisa menjaga privasi dan mencegah misinformasi juga,” ucap Esther.
Dia mengimbau agar pengguna memaksimalkan penggunaan fitur-fitur keamanan di WhatsApp, agar tidak mudah menjadi sasaran cyber crime. “Penting juga untuk memilah-milah informasi yang kita terima, apalagi informasi dari grup-grup WhatsApp,” katanya.
Esther mengatakan, WA juga punya fitur untuk melaporkan pesan ataupun grup yang sering membagikan informasi yang tidak valid.
“Laporan-laporan dari pengguna akan membantu kami untuk mengevaluasi akun dan grup yang menyebarkan misinformasi ataupun akun spam yang melanggar ketentuan layanan WhatsApp,” ungkapnya.
Ketua Relawan TIK Sulawesi Utara, Yaulie Rindengan, mengungkapkan bahwa isu-isu hoaks Pemilu di Sulawesi Utara, biasanya berkaitan dengan pencemaran nama baik, dan ujaran kebencian.
“Kuncinya kolaborasi berbagai pihak, sehingga isu-isu yang beredar di masyarakat bisa dicegah. Cara mengatasinya lewat kegiatan-kegiatan edukatif seperti workshop,” kata Yaulie.
Ia menilai, literasi digital yang selalu diberikan oleh Kementerian dan Lembaga Negara kepada warga Manado, membuahkan hasil. Masyarakat jadi semakin paham dan bisa membedakan informasi yang harus diserap dan dibuang.
“Pada akhirnya tergantung dari pemilih sendiri. Jadilah pemilih cerdas, jangan mudah membagikan konten yang kita belum tahu kebenaran,” kata Yaulie, pria yang juga Dosen di Universitas Sam Ratulangi ini.(71)
Komentar