METRO, Sitaro- Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) melakukan penyemprotan insektisida atau fogging di wilayah Kecamatan Tagulandang. Langkah ini dilakukan seiring meningkatnya kasus Demam Berdara Dengue (DBD) di pulau penghasil Buah Salak itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Semuel Raule mengatakan, penyemprotan insektisida dilakukan di tiga wilayah di Kecamatan Tagulandang, masing-masing Kampung Lesah Rende, Kampung Boto dan Kelurahan Bahoi. “Di wilayah tersebut terjadi peningkatan jumlah kasus demam berdarah. Makanya tim kami langsung turun untuk melakukan fogging dan penelitian terkait kejadian ini,” kata Raule, Rabu (16/6). Berdasarkan data yang diterima, terhitung sejak Maret 2021, jumlah pasien penderita DBD di Kecamatan Tagulandang mencapai enam orang. Olehnya, langkah cepat langsung diambil pemerintah daerah untuk mencegah munculnya kasus baru.
“Tim kita juga melakukan pemeriksaan epidemologi atas kasus ini. Cara ini dilakukan agar kita bisa menentukan penyebaran penyakit ini. Karena bisa saja mereka kena DBD di Tagulandang atau ada yang baru kembali dari melakukan perjalanan keluar daerah,” lanjut Raule. Diterangkan tentang penyebab meningkatnya jumlah kasus DBD di suatu wilayah akibat beberapa faktor. Salah satu karena pengaruh pancaroba atau peralihan musim. Selain itu, faktor kebersihan lingkungan ikut mempengaruhi kesehatan masyarakat. “Makanya kami bersama tim dari Puskesmas setempat dan pemerintah kecamatan terus memberikan edukasi ke masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Raule sembari mengimbau masyarakat, termasuk di wilayah-wilayah lain di Kabupaten Sitaro untuk menjaga kebersihan lingkungan masing-masing.
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Conny Bawotong yang dihubungi wartawan mengungkapkan, kegiatan fogging akan dilaksanakan selama empat hari berturut-turut di wilayah-wilayah tempat ditemukannya penderita DBD.
“Mulai hari ini, kami turun ke lokasi-lokasi yang ada kasus demam berdarah,” kata Bawotong. Di samping upaya pengendalian DBD, pihak Dinkes Sitaro yang terbagi dalam dua tim juga mengambil sampel darah ke beberapa warga di wilayah Pumpente Kecamatan Tagulandang untuk pemeriksaan Malaria. “Karena di Kabupaten Sitaro, tinggal daerah ini yang masih ditemukan penderita malaria. Jadi kami langsung mengambil langkah,” ungkap Bawotong.
Untuk diketahui, DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular. Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus. Penularan terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue. Ketika nyamuk tersebut mengigit orang lain, maka virus akan tersebar.
Hal tersebut terjadi karena nyamuk berperan sebagai medium pembawa (carrier) virus dengue tersebut. Adapun gejala umum yang timbul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung selama 10 hari antara lain demam tinggi mencapai 40 derajad celsius, sakit kepala, nyeri sendi dan otot serta berkurangnya nafsu makan.(86)
Komentar