Pemanfaatan FABA PLTU Amurang di Wisata Air Terjun Wiau Lapi

Ekonomi408 views

METRO, Manado- PLN UPDK Minahasa memberikan bantuan berupa akses jalan beton mortar ke objek wisata Air Terjun Kulung-kulung di Desa Wiau Lapi, Kecamatan Tareran, Minahasa Selatan (Minsel). Dalam proyek ini, PLN menggunakan material Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) yang berasal dari PLTU Amurang sebagai bahan pengganti urukan (sirtu).

Ditemui dalam peresmian akses jalan beton mortar ke objek wisata Air Terjun Kulung-kulung, Manager PLN UPDK Minahasa, Andreas Arthur Napitupulu mengungkapkan bahwa bantuan bahan yang diberikan PLN berupa fly ash sebanyak 395 ton atau 56 truk, semen 181 sak, pasir 10 truk dan coral 10 truk. Komposisi ini menghasilkan produk beton mortar sebanyak 155 ton dan urukan sebanyak 333,5 ton.

“Kerjasama dalam proyek ini dimulai tanggal 9 Oktober 2021, pelaksanaan pembersihan lahan pada tanggal 14 Oktober dan mobilisasi FABA dilaksanakan pada 15 Oktober,” ujar Andreas.

Dijelaskan Andreas, FABA dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kontruksi pengganti semen, sebagai roadbase, digunakan bahan baku pembuatan refraktori cor, penimbunan dalam reklamasi tambang, substitusi kapur untuk menetralkan air asam tambang, memperbaiki kondisi fisik tanah dan media tanam untuk revegetasi lahan bekas tambang, stabilisasi tanah dan pengerasan lahan.

Umumnya kata Andreas komposisi mortar yang digunakan perbandingannya adalah 1 semen dan 5 pasir. Namun dengan masuknya fly ash komposisinya berubah menjadi 0,5 semen, 2 bagian pasir dan 4 bagian fly ash.

“Proyek akses jalan ini kami bagi dalam 3 tahap. Tahap 1 dan 2 di akses jalan masuk, dan tahap 3 menuju ke area air terjun. Untuk tahap 1 dan 2 ada 3 komponen yang kami hemat yaitu urukan, semen dan pasir. Untuk urukan kami menghemat 3300 meter kubik, semen 7 ton setara 140 sak dan pasir 55 ton,” jelas Andreas.

Ia mengatakan, produk fly ash bisa digunakan sebagai pengganti material semen. Contohnya dalam pembuatan batako, komposisi yang umum dipakai 80 persen pasir dan 20 persen semen. “Saat kita memasukkan material pengganti komposisinya berubah, 45 persen FABA, 15 persen semen dan 40 persen pasir. Jadi penggunaan pasir dan semen berkurang,” ungkap Andreas.

Dia mengajak pemerintah daerah Minahasa Selatan untuk bekerjasama dalam pemanfaatan FABA di PLTU Amurang sehingga fasilitas umum dan tempat rekreasi bisa dibangun bersama. “Penggunaan FABA bisa mereduksi biaya proyek fisik,” terangnya.

Di tempat yang sama, Wakil Bupati Minahasa Selatan, Petra Yani Rembang memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pihak PLN UPDK Minahasa atas inovasi dan bantuan pembuatan akses jalan ke salah satu objek wisata di Minsel.

“Upaya bersama dalam rangka pembangunan di Minsel butuh sinergitas antara pemerintah daerah dan berbagai stake holder di daerah ini. Kami juga meminta masyarakat untuk bersinergi bersama dalam kelestarian lingkungan hidup,” katanya.

Menurut Rembang, material limbah FABA yang dihasilkan dari pembakaran PLTU Amurang merupakan limbah non B3. Namun dalam pengelolaannya tetap harus memenuhi standar dan persyaratan teknis yang telah ditetapkan dalam persetujuan dokumen lingkungan.

“Kebijakan pemanfaatn FABA menjadi produk yang ramah lingkungan baik sebagai material pendukung pada sektor infrastuktur, stabilisasi lahan reklamasi pada lahan bekas tambang dan sektor pertanian telah memberikan nilai tambah ganda bagi pembangunan di daerah dan kelestarian lingkungan yang muaranya adalah peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat,” tukas Rembang.(71)

Komentar