METRO, Manado- Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara pada bulan Februari 2023 mengalami pertumbuhan positif, dari 104,78 di bulan Januari, menjadi 105,63 pada bulan Februari, atau naik 0,81 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan atau dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.
“Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik,” kata Asim.
Dari lima subsektor pertanian yang dipantau, subsektor tanaman pangan, perkebunan rakyat dan perikanan mengalami kenaikan NTP.
Sedangkan dua subsektor lainnya menunjukkan penurunan NTP yakni hortikultura dan peternakan.
Nilai tukar petani pada subsektor tanaman pangan pada bulan Februari naik cukup tinggi. Tanaman palawija yang mengalami kenaikan harga yaitu talas, ketela pohon, ketela rambat, kacang kedelai dan kacang hijau. Tanaman padi yang mengalami kenaikan harga yaitu gabah.
Kenaikan harga pada komoditi perkebunan mendorong pertumbuhan positif NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat. Hampir semua komoditi perkebunan mengalami kenaikan harga di tingkat petani, kecuali komoditi kelapa. Komoditi yang mengalami kenaikan harga yaitu cengkeh, pala biji, coklat biji, kemiri, karet, kopi dan enau.
Nilai tukar nelayan perikanan tangkap tercatat naik 0,43 persen. Jenis ikan yang mengalami kenaikan harga adalah tongkol, kembung, layar, malalugis dan cakalang.
Nilai tukar pembudidaya ikan naik menjadi 99,64. Jenis ikan yang naik harganya yakni ikan mas, udang, bandeng, nila dan mujair.(71)
Komentar