METRO, Manado- Guna meningkatkan kualitas peliputan media cetak dan media elektronik terhadap pemilu dan pilkada 2024, Dewan Pers menyelenggarakan Workshop Peliputan Pemilu oleh Media, di Sulawesi Utara, pada Selasa (29/8).
Workshop yang digelar di Swiss-bell Hotel Maleosan Manado ini, diikuti puluhan jurnalis media cetak, elektronik, dan online Sulawesi Utara.
Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, mengatakan, pers menjalankan peran edukasi melalui informasi yang proporsional tentang Pemilu, sehingga masyarakat dapat diajak untuk berperan serta mengawasi tahapan persiapan pelaksanaan pemilu, penyelenggaran pemilu, termasuk peserta pemilu nantinya.
“Interaksi masyarakat dalam pemberitaan pemilu oleh pers juga akan sangat membantu untuk melihat parameter tingkat kesuksesan persiapan jelang pemilu,” ujarnya.
Menurut Ninik, fungsi pers bukan hanya terbatas pada tugas jurnalistik semata, tapi yang terpenting bagaimana menyiapkan dampak dari pemberitaan terkait kepemiluan.
“Kita semua paham bahwa seringkali pers dalam fungsi pemberitaan masih bertumpu pada keinginan publik bukan pada kebutuhan publik. Pada tingkat itulah kita semua berharap bisa memitigasi sejak awal,” katanya.
Ninik menjelaskan, untuk menyiapkan Pemilu damai 2024, Dewan Pers, bersama Bawaslu, KPU, dan KPI, mempersiapkan pembentukan kelompok kerja di daerah-daerah. “Tujuannya untuk memitigasi supaya peliputan Pemilu tidak menimbulkan kegaduhan, jauh dari ekspektasi dan tujuan kita menggunakan ruang-ruang publikasi jauh dari tujuan utama peliputan kepemiluan,” jelasnya.
Ninik berharap, dari forum workshop ini awak media di daerah mampu menyiapkan rencana peliputan dari institusi-institusi penyelenggara pemilu, yang perlu disampaikan kepada publik.
“Jangan sampai ada informasi yang tidak diketahui dan disembunyikan dari publik, yang sesungguhnya menjadi kebutuhan dari publik,” ucapnya.
Ninik mewanti-wanti, jangan sampai dalam proses peliputan Pemilu ada intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis. Untuk itu, kata Ninik diperlukan keterbukaan.
“Kita berharap tidak pernah terjadi kekerasan ataupun intimidasi terhadap kawan-kawan jurnalis, dan sebaliknya teman-teman pers tidak menulis hal-hal yang tak terkonfirmasi dengan baik,” ungkapnya.
Ninik juga berharap agar media membangun komitmen dengan partai politik, stakeholder, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta penyelenggara pemilu untuk bersama-sama mensukseskan pemilu 2024. “Ini menjadi Pemilu terbesar karena dilakukan secara bersamaan,” katanya.
Anggota Dewan Pers, Asmono Wikan, mengungkapkan bahwa saat ini jurnalisme tidak hanya sekedar mencatat angka-angka, melaporkan peraturan dan menyampaikan pernyataan seorang penyelenggara Pemilu. “Yang kita harapkan adalah jurnalisme yang mencerdaskan dan memberikan pilihan kepada publik,” ujarnya.
Menurutnya, jika peliputan tentang Pemilu tidak memperhatikan sudut pandang pemangku kepentingan, maka jurnalis hanya akan mewakili penyelenggara Pemilu. Asmono menilai kondisi media saat ini sedang tidak baik-baik saja, untuk itu jurnalis harus mampu menyajikan jurnalisme yang berkualitas kepada publik.
“Kita harus terus menjaga dan merawat kemerdekaan pers. Tanpa itu, kita tidak akan mampu menjalankan tugas konstitusi kita sebagai pers,” pungkas Asmono.(71)
Komentar