KONI Sulut akan menindaklanjuti hasil Tes Kemampuan Fisik, yang telah dilaksanakan oleh Tim Teknis, pekan lalu. Informasi dari Drs Estephanus Palili, setiap tiga bulan KONI Sulut akan melakukan tes apakah atlet ada peningkatan kemampuan fisik.
Namun, lanjut Palili, hasil tes yang telah dilaksanakan akan diseminarkan dan dipaparkan kepada para pelatih cabor dalam waktu dekat ini. “Sebelum Pelatda PON dimulai, hasil tes kemampuan fisik akan diprosentasikan kepada para pelatih untuk dijadikan dasar dalam penyusunan program latihan untuk tiga bulan kedepan,” kata Palili.
Selanjutnya, proyeksi untuk mengevaluasi hasil latihan selama tiga bulan yakni Maret hingga Mei akan dilakukan tes kembali untuk melihat apakah ada peningkatan dalam pelaksanaan latihan. “Kalau nantinya tidak ada kemajuan atau hasil tes tiga bulan ke depan tidak ada peningkatan, bisa saja atlet tersebut direkomendasikan untuk tidak diberangkatkan ke PON,” ujar Palili didampingi Sekum KONI, Tony Kullit.
Dikatakan Palili, sudah saatnya atlet atlet yang akan bertanding di PON memiliki kondisi fisik yang prima sebelum bertanding. Artinya, atlet yang akan dikirim harus benar-benar siap secara fisik dan tidak hanya untuk plesiran. Sebab, PON adalah tolok ukur dari program pembinaan masing-masing cabor. “Jika fisik prima, tentunya atlet siap bertanding, soal kalah menang tentu ada penilaian lain, tapi standar fisik sudah harus jadi acuan dalam pertandingan,” imbuh Palili.
Jadi, lanjut Palili, KONI Sulut bisa saja tidak memberangkatkan atlet ke PON XX Papua jika memang atlet tidak mencapai standar fisik yang akan ditetapkan oleh tim teknis. Senada juga dikemukakan Dr. Marnex Berhimpong MKes, AIFO. Menurutnya, saat ini cabang olahraga sudah mengedepankan teknologi dalam upaya untuk meningkatkan fisik atlet. Jadi, dalam persiapan Sulut menghadapi PON XX Papua, setiap cabor akan dimonitor oleh tim teknis yang telah dibentuk oleh KONI Sulut.(dni)
Komentar