Tumbuhan Asal Paraguay Mulai Dikembangkan di Minahasa

METRO, Tondano- Stevia merupakan tumbuhan asal Paraguay ternyata dapat tumbuh dengan subur di Kabupaten Minahasa, setelah PT Bejana Kasih Sempurna (BKS) mencoba menanamnya di Perkebunan ex Pacuan Kuda Desa Tountimomor Kecamatan Kakas Barat.

Dengan mudahnya ditanam diperkebunan Kecamatan Kakas Barat, besar kemungkinan para Petani di Wilayah ini akan makmur apalagi dengan harga jual yang tergolong mahal.

Sebelum uji penanaman benih yang diyakini bisa menganti tumbuhan tebu sebagai bahan komoditi penghasil gula, Stevia ini ditanam pada awal tahun 2021 dengan luas lahan kurang lebih satu hektar.

Chief Executive Officer PT Bejana Kasih Sempurna, Oktavianus Minanga mengatakan tumbuhan dengan 167 spesies ini tumbuh subur di Perkebunan Desa Tountimomor dikarenakan suplay air dari kandungan tanah sangat menunjang dan luas lahanya cukup besar.

” Kita memilih Kakas Barat karena dari hasil penelitian kita infrastruktur sangat mendukung, pertama air ada di dalam kebun,kemudian luas pengembangan kurang lebih 1000 hektar ada di sini,” kata Okta.

Dalam pengolahan nanti, pihak BKS sendiri bakal mempekerjakan warga di Kecamatan Kakas barat untuk membudidayakan tumbuhan ini bahkanpun pihaknya bakal mengandeng kelompok tani juga Bumdes di Sepuluh Desa se Kecamatan Kakas Barat, yakni Desa Tountimomor, Passo, Panasen, Totolan, Kalawiran, Wasian, Touliang, Simbel, Wailang sampai Desa Bukit Tinggi.

Dipaparkannya khasiat yang terkandung dalam tumbuhan herbal pengganti gula rendah kalori dimana gula umumnya dihasilkan dari sari tebu yang mulai berkurang produksinya.

“ Stevia juga bisa masuk industri food and baverage makanan dan minuman, kue,roti, eskrim dan lain-lain. Kemudian bisa untuk kesehatan misalnya mengontrol diabetes.Selain itu bisa juga untuk industri kecantikan baik perawatan kulit wajah juga untuk organ vital wanita, dan membantu penurunan kalori dalam tubuh,” paparnya.

Untuk omset yang bisa dihasilkan dari budidaya tanaman stevia, satu kali ditanam bisa berproduksi selama enam tahun dengan masa panen selama 35 sampai 40 hari dapat menghasilkan empat ton kering per hektar dan diuangkan mencapai harga Rp 56 juta rupiah.

“Rencana penanaman besar-besaran tahun 2022 mendatang dengan luasan 500 hektar karena menunggu benih dari Korea Selatan, kita berharap tahun 2023 sudah berdiri pabriknya,”jelas Okta.

Sementara Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan antar lembaga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Samsul Widodo mengatakan ini adalah peluang kerja sama yang sangat baik, menjanjikan dan sayang untuk dilewati

“Kami hadir memberi contoh konkrit peluang bisnis, PT BKS dengan tanaman Stevia untuk kesehatan dan berani kontrak dengan Bumdes untuk mengkonsolidasi lahan-lahan,” katanya, Minggu (22/6).

Hukum Tua Desa Tountimomor Erni Kaseger optimisi kehadiran PT BKS dengan tumbuhan Stevi ini akan membawa angin segar bagi warga se Kecamatan Kakas Barat.

“Kita Bersyukur karena ini juga penyediaan lapangan kerja, apalagi lagi dari kementerian desa saat ini meninjau langsung lokasinya, bukan saja itu bahkan dari luar negeri yakni Korea Selatan telah datang kemari melihat pertumbuhan tanaman stevia ini dan ternyata di Kabupaten Minahasa lebih khusus Kakas Barat pertumbuhannya sangat baik dan kedepan akan dikembangkan,” ungkapnya.

Diketahui, Tumbuhan Stevia ini sudah dilaunching masa panennya pada beberapa hari lalu yang dilakukan oleh Koordinator Pemasaran Internasional Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian Republik Indonesia dan dihadiri Kepala Dinas Perkebunan Sulut, Kepala Karantina Pertanian Sulut, Kepala Balai Benih Perkebunan Sulut dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa beserta jajarannya.(38)

Komentar