Langkah Kadin dan Gakeslab Bangun Rantai Pasok Alkes Dalam Negeri

Kesehatan153 views

METRO, Manado- Guna mendukung kemandirian alat kesehatan (Alkes) dalam negeri, Asosiasi perusahaan alat kesehatan, Gakeslab Indonesia dan Kadin bersepakat mengambil tindakan nyata untuk membangun rantai pasok alat kesehatan dalam negeri.

Tanggal 16 Maret 2023 lalu, Kadin Indonesia telah menyerahkan white paper kepada Kementerian Kesehatan RI, yang berisi beberapa rekomendasi penting untuk membangun kemandirian Alkes.

“Salah satunya adalah pentingnya membangun rantai pasok Alkes dalam negeri melalui distributor daerah,” ujar Sekretaris Jenderal Gakeslab Indonesia, dr Randy H Teguh, MM dalam acara business matching antara produsen/pemilik produk Alkes dalam negeri dengan distributor yang digelar di Novotel Golf Resort and Convention Center, Manado, pada Senin (8/5).

Randy mengungkapkan bahwa sejak adanya dorongan kuat untuk beralih kepada produk Alkes dalam negeri, banyak distributor Alkes daerah yang kehilangan sebagian atau seluruh sumber penghasilannya.

“Karena Alkes impor yang biasa mereka salurkan tidak lagi dapat dibeli oleh rumah sakit pemerintah setelah dibekukandi dalam katalog elektronik Alkes, sementara mereka tidak memiliki akses kepada produk pengganti yang telah diproduki di dalam negeri,” katanya.

Pada saat yang sama, lanjut Randy produsen Alkes dalam negeri khususnya yang berskala kecil dan menengah juga mengalami kesulitan dalam membangun jalur rantai pasok untuk produk-produknya.

“Apalagi sempat ada framing yang menyesatkan bahwa distributor merupakan penyebab mahalnya harga Alkes dalam negeri sehingga rumah sakit pemerintah diarahkan untuk membeli langsung dari produsen,” ungkapnya.

Padahal, kata Randy Indonesia sebagai negara besar yang terdiri dari sekitar 17,000 pulau serta dipisahkan oleh perairan, akan sangat mengandalkan perananan distributor untuk memeratakan penyebaran barang dan jasa secara cepat dan efisien.

“Bagaimana pun, pengiriman barang dalam jumlah kecil dari tempat yang jauh tidak mungkin lebih efisien daripada menggunakan jasa distributor setempat yang telah menyimpan stok produk dan siap melakukan layanan purna jual,” jelas Randy.

Menurut dia, dari sisi produsen pihaknya memiliki kecemasan tentang kemampuan produk Alkes dalam negeri untuk bersaing dengan produk Alkes impor bila produk Alkes impor bebas menggunakan distributor sementara keberadaan distributor untuk produk Alkes lokal justru dianggap mengganggu.

Randy mengatakan, tindakan sentralisasi rantai pasok merupakan tindakan yang kontraproduktif terhadap program pemerintah untuk melakukan pemerataan pendapatan dan harga.

“Selain itu, hal ini dapat menyebabkan terjadinya diskriminasi terhadap pasokan Alkes secara tidak langsung, karena produsen alkes mungkin akan memilih untuk melayani rumah sakit yang masih dapat dijangkaunya secara efisien,” ucapnya.

Di sisi lain, kata Randy pembangunan rantai pasok melalui distributor Alkes dalam negeri akan menghidupkan ekonomi daerah, bukan saja melalui kegiatan distributor Alkes, tetapi juga melalui bangkitnya industri pendukung lainnya.

“Kegiatan ini juga akan memberikan penghasilan berupa pajak kepada pemerintah daerah. Proses ini disebut efek berganda yang akan mempercepat pembangunan ekonomi daerah secara nyata,” terangnya.

Randy mengatakan, pembangunan ekonomi daerah merupakan salah satu hal yang selalu diperjuangkan oleh Kadin Indonesia dan didukung oleh Gakeslab Indonesia yang menaungi pengusaha alkes yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kegiatan ini akan membuka kesempatan bagi produsen untuk bertemu dengan distributor di Indonesia Timur. Kami melakukan proses seleksi untuk memastikan bahwa para pihak yang bertemu adalah pengusaha-pengusaha alkes yang memiliki kemampuan dan kredibilitas, sehingga rantai pasok alkes akan terbangun sesuai harapan,” pungkas Randy.(71)

Komentar