BOR jadi Penyebab PPKM Level 4 di Bitung

Rusunawa Sagerat disiapkan sebagai rumah sakit darurat

METRO, Bitung- Bitung jadi salah satu daerah di Sulut yang harus melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) jadi penyebab. Ini artinya penularan kasus Covid-19 di Kota Cakalang makin masif.

“Angka BOR kita sudah 100 persen. Itu artinya sudah sangat kritis,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Bitung, Pitter Lumingkewas, Minggu (25/07) kemarin.

Keputusan menjalankan PPKM Level 4 disampaikan KPC-PEN atau Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Komite ini menganggap kondisi di Bitung sudah setara dengan daerah di Pulau Jawa dan Bali. Akibatnya, mulai hari ini hingga 8 Agustus nanti PPKM Level 4 harus dilaksanakan.

Pitter pun menjelaskan soal angka BOR di Bitung. Menurut dia, karena sudah menyentuh 100 persen maka pasien Covid-19 bisa saja tidak dirawat di rumah sakit. Mereka tidak akan diterima karena ketersediaan tempat tidur sudah penuh.

“Itu kan sangat berbahaya. Kalau mungkin tidak bergejala bisa isolasi mandiri di rumah. Tapi kalau misalnya punya komorbid (penyakit penyerta,red), itu otomatis ini akan fatal,” terangnya.

Ia mengungkap jika tingkat ketersediaan tempat tidur di Bitung cuma 16 persen. Dari total sekitar 400 tempat tidur hanya 40an yang dikhususkan bagi pasien Covid-19. Alhasil, karena akhir-akhir ini kasus positif mengalami lonjakan maka BOR juga naik.

“BOR naik karena di sini cuma satu rumah sakit rujukan Covid-19, cuma RSUD Bitung. Ada dua rumah sakit lain tapi belum terdaftar sebagai rujukan. Ini yang jadi penyebab mengapa ketersediaan tempat tidur sangat terbatas,” tuturnya.

Parameter yang menentukan sebuah daerah wajib melaksanakan PPKM Level 4 terdiri dari beberapa poin. Diantaranya adalah angka kematian, angka kesembuhan, positivity rate, serta BOR itu sendiri. Nah, khusus di Bitung, angka BOR inilah yang jadi masalah.

Terkait hal ini, secara terpisah Walikota Bitung Maurits Mantiri menyampaikan langkah yang akan diambil. Langkah dimaksud adalah penyiapan rumah sakit darurat untuk menangani pasien Covid-19.

“Dinas Kesehatan sudah mengecek, tempatnya di Rusunawa Sagerat. Itu untuk sementara kita alihkan sebagai rumah sakit darurat khusus Covid-19,” katanya.

Maurits optimis langkah itu bisa mengatasi persoalan BOR yang sudah di level kritis. 94 kamar yang disiapkan di rumah sakit itu dinilai bisa memenuhi kebutuhan.

“Dan kalau satu kamar bisa dapat lebih dari satu bed itu sangat bagus. Itu akan sangat membantu dalam perawatan pasien,” tukasnya.(69)

Komentar