Kebijakan anggaran pemerintahan lama jadi penyebab
METRO, Bitung- Maurits Mantiri dan Hengky Honandar belum optimal mewujudkan visi-misi mereka dalam memimpin daerah. Harap maklum, usia kepemimpinan yang baru berjalan lima bulan jadi penyebab. Namun begitu, sejatinya ada faktor lain yang menjadi penghambat utama.
Penilaian di atas disampaikan Samsi Hima, salah satu pengamat politik dan pemerintahan di daerah ini. Kepada METRO Senin (23/08) kemarin ia menyampaikan pendapat itu.
“Kalau ada yang bilang visi-misi Pak Walikota dan Wakil Walikota belum jalan, itu tidak sepenuhnya benar tapi juga tidak sepenuhnya salah. Memang ada yang belum terealisasi, tapi sebagian sudah jalan dan punya prospek bagus,” katanya.
Samsi menganggap lumrah jika Maurits dan Hengky belum maksimal mengimplementasikan visi-misi mereka. Ia menganggap kondisi serupa bisa dialami setiap pemimpin daerah. Terlebih kata dia, situasi saat ini serba sulit dengan masih berlangsungnya pandemi Covid-19.
Karena itu, pria yang hingga kini masih melajang tersebut meminta publik bersabar. Ia yakin Maurits dan Hengky sebagai Walikota dan Wakil Walikota Bitung bukan orang yang pelupa. Ia percaya keduanya akan merealisasikan janji kampanye mereka sewaktu pilkada.
Lebih lanjut, Samsi membeber pandangannya terkait situasi saat ini yang dihadapi Maurits dan Hengky. Kebijakan pemerintahan terdahulu disebutnya sebagai penghambat pencapaian pemerintahan sekarang.
“Yang paling nyata adalah kebijakan anggaran yang tertuang dalam APBD 2021. Ini kan produk dari pemerintahan lama. Makanya arah kebijakan yang ada menyesuaikan dengan keinginan pemerintahan lama, alias belum mengakomodir visi-misi pemerintahan sekarang. Jadi kalau visi-misi pemerintahan sekarang belum jalan maksimal itu wajar,” tuturnya.
Samsi menegaskan bahwa setiap kebijakan pemerintah pasti punya kaitan dengan kondisi keuangan daerah. Program kerja yang bagus akan sulit dieksekusi jika tidak ada dukungan anggaran. Ia pun mencontohkan salah satu visi-misi Maurits dan Hengky yang terhalang kondisi itu, yakni layanan WiFi gratis untuk masyarakat.
“Anggarannya belum tertata dalam APBD 2021. APBD Perubahan nanti juga kemungkinan belum bisa mengakomodir. Jadi dari kondisi ini program 1.000 titik WiFi baru bisa jalan dengan baik tahun depan, tunggu APBD 2022. Tahun ini agak sulit menggeser anggaran karena masih terserap di refocusing untuk penanganan pandemi Covid-19,” paparnya.
Terpisah, Albert Sergius selaku Juru Bicara Pemkot Bitung tak menampik pendapat di atas. Ia menyebut kondisi dimaksud memang jadi salah satu hambatan.
“Ini memang jadi tantangan. Dan memang di setiap transisi kepemimpinan situasi seperti ini selalu muncul,” ujarnya.
Kendati begitu, Albert menyatakan sebagian dari visi-misi Maurits dan Hengky sudah terlaksana. Meskipun terbatas, ia menyebut jajaran Pemkot Bitung terus bekerja dengan inovasi yang diperlukan sesuai keadaan.
“Makanya Pak Walikota dan Wakil Walikota sering mengingatkan soal inovasi. Kami diminta tidak terpaku dengan keadaan supaya program kerja tetap jalan walaupun kondisi sulit. Contohnya untuk 1.000 titik WiFi, meskipun masih terhambat tapi sudah jalan meskipun belum sesuai harapan,” tandasnya.(69)
Komentar